23 Februari, 2008

halaman 7

Ketika cinta berganti murka
Hanya duka, tak ada tawa
Seperti hujan, serupa badai

Ketika cinta berganti murka
Hanya angkara, tak ada canda
Seperti guntur, mengoyak hati

Dan akhirnya cinta pun sirna
Tak ada hidup
Hanya seonggok hati yang mati



Ketika

Sejak pertama kulihat tatapan matanya
Sejak pertama kurasakan aura yang memancarkan pesona
Sejak itulah kurasakan hadirnya suatu rasa
Tapi aku tak mengerti apakah itu
Saat ku bertanya pada diriku apakah itu cinta
Aku tak berani mengakuinya
Ketika ku yakin itu cinta
Ketika itu pula aku menyadari
Bahwa aku telah kehilangannya



Kepastian

Aku lelah menyusuri lorong tak berujung
Aku lelah menyelami lautan tak berdasar
Aku lelah menjelajahi daratan tak bertepi
Aku lelah mendaki gunung tak berpuncak
Aku lelah mengarungi sungai tak berhilir
Aku lelah dengan ketidakpastian
Adakah sesuatu yang pasti di dunia ini?



Sebuah Pencarian

Ku cari mata air
Yang ku dapat air mata
Ku cari cinta suci
Yang ku dapat pengkhianatan tanpa henti
Ku cari curahan hati
Yang ku dapat pembual sejati
Akankah kudapati keinginanku suatu hari nanti??



Seiring waktu cintamu akan terkikis oleh waktu
Seiring waktu kau akan melupakanku
Seiring waktu kau akan teringat kenangan bersamaku
Seiring waktu kau akan menyesali keputusanmu
Seiring waktu kau akan memohon untuk kembali padaku
Dan seiring waktu hatiku semakin yakin akan hal itu


Aku akan selalu ada untukmu
Seperti udara yang selalu hadir dalam setiap hembus nafasmu
Aku akan melengkapi detik hidupmu
Seperti bintang melengkapi keindahan angkasa dimalam semu
Aku akan menerangi hidupmu
Seperti mentari yang setia menerangi kegelapanmu
Aku akan meneduhkanmu
Seperti awan meneduhkan terik harimu



Ia terlihat seperti malaikat hatiku
Yang selalu ada untukku
Kapanpun aku butuh
Tapi sebenarnya..
Ia hanyalah setan kecil
Yang menebarkan benih dosa
Dan menggodaku disaat aku butuh

Tidak ada komentar: