23 Februari, 2008

halaman 5

Sahabat

Bila malam mulai menanti
Bila angin mengalunkan nada indah
Bila bulan bersinar redup
Saatlah tiba kumerindukanmu
Kuingin jumpa denganmu
Selalu teringat akan memori kita
Kenangan kita yang takkan pernah hilang dalam anganku

Aku selalu menantimu sahabat
Kapan kau hadir kembali untukku?
Kapan kau alunkan lagu-lagu indah untukku
Dan kapan jua kita bersenda gurau
Sahabat, aku sangat merindukanmu
Rindu yang tak pernah ada batasnya
Rindu yang selalu bersemai dalam hati
Yang takkan pudar untuk selamanya

Kini kehidupanku serasa mati
Aku sesak dengan kehidupan yang hampa ini
Kedukaan selalu menghimpit diriku
Yang ada hanyalah rasa bosan
Karena kau tak pernah menjumpai diriku lagi


Dinginnya hembusan angin malam
Yang menusuk kulit tak kurasakan
Pekatnya malam yang mencekam
Tak menggetarkanku
Kau pikir aku mati rasa?
Bukan..
Mungkin ini hanya karena
Kau berada di sampingku



Kehadiranku

Saat ku berada di hadapanmu
Jantungku berdebar keras
Saat kau tatap mataku
Tubuhku kaku seketika
Sebenarnya apa yang kurasa?
Apa ini cinta?
Tetapi aku tak mungkin mencintaimu
Karena..
Apa yang akan terjadi pada seseorang
Yang menanti kehadiranmu di sana?



Kau rasuki jiwaku
Kau racuni pikiranku
Dan sungguh..
Kau hanya setetes dosa
Yang mengalir dalam darahku



Luluh

Luluh hati seketika
Melihat pancaran sinar matamu
Yang tajam menatap diri ini
Tajamnya tatapanmu
Membuat segenap hati
Terhanyut dalam surga cinta
Yang entah seperti apa keadaannya
Terbuai dalam pelukmu
Yang ada dalam khayalku
Ketika luluh hati menatapmu



Dikesunyian malam yang mencekam
Kurebahkan tubuhku di pembaringan
Kucoba tuk memejamkan mata
Namun..
Bayangmu yang menjelma
Saat kau tatap wajahku
Tak menentu isi hatiku
Sorot matamu begitu tajam
Membuat debar jantungku
Aku tak tahu..
Dan tak tahu mengapa ini harus terjadi
Dan debar apa yang ada di jantung ini?
Padahal aku sadar dan mengerti
Semua ini takkan mungkin terjadi
Meski kucoba untuk menanggapi
Karena kau telah ada yang memiliki

Tidak ada komentar: