17 Mei, 2012

Berbeda namun Saling Melengkapi

Suatu hari sepasang kekasih yg saling mencintai itu menikah.

Mereka tampak sangat bahagia, akan tetapi selang sebulan setelah pernikahan itu kebiasaan buruk dari masing-masing mulai terlihat.

Akhirnya mereka membuat kesepakatan atau komitmen, tepatnya di sebuah ruang keluarga, mereka duduk berhadap-hadapan dan mulailah percakapan itu.

Percakapan dimulai dari perkataan sang istri, sedangkan sang suami mendengarkan baik-baik.

Istri: “Sayang aku ga mau nantinya kita ribut dan berakhir perceraian sebelum itu terjadi, aku mau kamu menulis kebisaan buruk aku yg ga kamu sukai dan sebaliknya juga aku, aku akan menulis kebiasaan buruk kamu yg ga aku sukai, gimana sayang?”

Suami: “Oke, aku setuju”

Mulailah mereka menulis, si istri langsung menulis di kertas, dengan cepat dan seksama, tak berapa lama si istri sudah menulis sepertinya ada 5 atau 7 nomor sedangkan si suami hanya bisa melihat dan belum memulai menulis satu kalimat bahkan satu kata pun tidak ada menodai kertas yang dimilikinya.

Istri: “Aku sudah selesai, kamu??”

Suami (dengan tersenyum): “Aku juga sudah selesai.”

Istri: “Kalau gitu kamu yg baca duluan.”

Suami: “Tidak-tidak, kamu saja duluan yg membacakannya.”

Istri : “Ok, aku dulu yg membaca, tapi aku harap kamu jangan tersinggung ya sayang”

(si istri mulai membaca)

“Satu, aku ga suka kamu ngorok atau ngigau di saat kita tidur bersama.”

Mendengar hal itu si suami tidak lagi menatap wajah si istri, pandanganya mulai kemana-mana.

(si istri melanjutkan)

Istri: “Dua, kamu tuh ga bisa rapi…baju kotor entah kamu taruh sembarangan dimana-mana…aku sudah bilang kan baju kotor langsung ditaruh di tempat pakaian kotor…”

Mendengar perkataan si istri yangg ke dua, si suami menundukkan kepala.

Berlanjut si istri membaca yang ketiga hingga nomor enam, si suami terdiam dan menggenangkan air mata.

Si istri melihat: “Sayang kamu ga papa kan??”

Si suami hanya menggelengkan kepala dan tersenyum…

Istri: “Baiklah aku lanjutkan lagi”

(si istri membaca sampai yang terakhir)

Istri : “Kalau kamu, seperti apa yg kamu tulis di kertas itu, coba bacakan”

Suami : (menggelengkan kepala dan memperlihatkan kertas kepada istrinya)
“aku tidak menuliskan apapun, karena bagiku tak ada satupun keburukan dari sikap kamu, sayang. Aku mencintai kamu apa adanya dan cinta yang apa adanya itu tidak menuntut seseorang untuk mengubah kebiasaannya,karena itulah cinta. Berbeda namun saling melengkapi

Mendengar hal itu si istri menangis dan memeluk suaminya…dan berkata,

Istri: “Maafkan aku”
Suami: “Sebelum kamu minta maaf, aku sudah memaafkan mu”