Suatu
hari sepasang kekasih yg saling mencintai itu menikah.
Mereka tampak sangat bahagia, akan tetapi selang sebulan setelah pernikahan itu kebiasaan buruk
dari masing-masing mulai terlihat.
Akhirnya
mereka membuat kesepakatan atau komitmen, tepatnya di sebuah ruang
keluarga, mereka duduk berhadap-hadapan dan mulailah percakapan itu.
Percakapan
dimulai dari perkataan sang istri, sedangkan sang suami mendengarkan baik-baik.
Istri:
“Sayang aku ga mau nantinya kita ribut dan berakhir perceraian sebelum itu
terjadi, aku mau kamu menulis kebisaan buruk aku yg ga kamu sukai dan sebaliknya
juga aku, aku akan menulis kebiasaan buruk kamu yg ga aku sukai, gimana sayang?”
Suami:
“Oke, aku setuju”
Mulailah
mereka menulis, si istri langsung menulis di kertas, dengan cepat dan
seksama, tak berapa lama si istri sudah menulis sepertinya ada 5 atau 7 nomor
sedangkan si suami hanya bisa melihat dan belum memulai menulis satu kalimat
bahkan satu kata pun tidak ada menodai kertas yang dimilikinya.
Istri:
“Aku sudah selesai, kamu??”
Suami
(dengan tersenyum): “Aku juga sudah selesai.”
Istri:
“Kalau gitu kamu yg baca duluan.”
Suami:
“Tidak-tidak, kamu saja duluan yg membacakannya.”
Istri
: “Ok, aku dulu yg membaca, tapi aku harap kamu jangan tersinggung ya sayang”
(si
istri mulai membaca)
“Satu,
aku ga suka kamu ngorok atau ngigau di saat kita tidur bersama.”
Mendengar
hal itu si suami tidak lagi menatap wajah si istri, pandanganya mulai
kemana-mana.
(si
istri melanjutkan)
Istri:
“Dua, kamu tuh ga bisa rapi…baju kotor entah kamu taruh sembarangan
dimana-mana…aku sudah bilang kan baju kotor langsung ditaruh di tempat pakaian
kotor…”
Mendengar
perkataan si istri yangg ke dua, si suami menundukkan kepala.
Berlanjut
si istri membaca yang ketiga hingga nomor enam, si suami terdiam dan
menggenangkan air mata.
Si
istri melihat: “Sayang kamu ga papa kan??”
Si
suami hanya menggelengkan kepala dan tersenyum…
Istri:
“Baiklah aku lanjutkan lagi”
(si
istri membaca sampai yang terakhir)
Istri
: “Kalau kamu, seperti apa yg kamu tulis di kertas itu, coba bacakan”
“aku
tidak menuliskan apapun, karena bagiku tak ada satupun keburukan dari sikap
kamu, sayang. Aku mencintai kamu apa adanya dan cinta yang apa adanya itu tidak
menuntut seseorang untuk mengubah kebiasaannya,karena itulah cinta. Berbeda namun saling melengkapi”
Mendengar
hal itu si istri menangis dan memeluk suaminya…dan berkata,
Istri:
“Maafkan aku”
Suami:
“Sebelum kamu minta maaf, aku sudah memaafkan mu”
1 komentar:
bener, cinta bukan menyamakan yang berbeda, tapi menyatukan yang berbeda...
Posting Komentar